Apalah Arti Sebuah Nama
Semasa kecil, aku seringkali mengeluh dengan namaku. Kenapa sih ayah dan ibu memberiku nama "CITRA AISYAH". dulu menurutku, nam...
https://citraaisyah.blogspot.com/2009/05/apalah-arti-sebuah-nama.html
Semasa kecil, aku seringkali mengeluh dengan namaku. Kenapa sih ayah dan ibu memberiku nama "CITRA AISYAH". dulu menurutku, nama itu kurang terdengar keren, tidak seperti nama2 teman-temanku yang lain, yang tentunya memiliki nama yang menurutku lebih bagus. dulu, nama yang bagus menurut aku adalah yang panjang atau terdiri dari 3 suku kata atau lebih, mengandung istilah atau makna asing atau terdengar seperti nama orang Barat. hehehe tapi namanya juga anak2, yang dicontoh tentunya adalah teman2nya.
sekarang, sejak aku mulai tumbuh dewasa, aku justru bangga dengan nama pemberian orang tua ku, karena menurutku memiliki arti yag sangat bagus, dan setiap orang tua tentunya menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
"Apalah artinya sebuah nama?" Anda tentu pernah mendengar peribahasa seperti itu kan? Nama merupakan identitas bagi seseorang atau sesuatu benda. Bayangkan saja bagaimana susahnya kita memanggil seseorang bila dia tidak mempunyai nama. Begitu pulan ketika Anda memberi nama putra-putri tercinta, pasti terkandung makna dan mungkin juga disertai harapan atau doa.
Setelah peristiwa 9/11 yang meluluhlantakkan menara kembar di New York, banyak orang Indonesia sulit memperoleh visa gara-gara nama. Warga Indonesia yang sudah menetap di Amerika Serikat (AS), Australia, ataupun Eropa, juga memperoleh perlakuan dan kecurigaan dari aparat keamanan setempat gara-gara namanya dianggap berbau teroris. Nah, lho! Maka itu, hati-hati memberi nama anak. banyak sekali cerita ketidaknyamanan yang diterima dari aparat keamanan AS semata karena sebuah nama. Namun, cerita itu memang bernuansa politis.
Saya ingin mengajak Anda merenungkan dan mencoba mengamati kondisi masyarakat Indonesia sendiri, apa makna dan pengaruh dari sebuah nama.
Di berbagai masyarakat dan suku di Indonesia, terdapat beragam tradisi yang berkaitan dengan pemberian nama kepada anak yang baru lahir. Karena mayoritas rakyatnya beragama Islam, banyak nama yang bernuansa Islam dan Arab yang biasanya datang dari wilayah kauman.
Kata "kauman" sendiri menunjuk pada masyarakat yang tinggal berdekatan dengan masjid dan mereka tekun beribadah. Masyarakat kauman biasa memberi nama yang diambil dari asma Allah dan Alquran,
Oleh karena itu, secara antropologis, kita bisa menduga asal-usul seseorang dengan mengenal namanya, meski tidak selamanya benar. Contohnya nama Andi, tidak selamanya berasal dari Sulawesi Selatan. Banyak nama yang dikaitkan dengan suku atau marga, karena hal tersebut paling mudah diketahui.
Orang Sumatera Utara paling setia dengan marga ini. Lain lagi Sumatera Barat. Selain cirinya yang agamis, ada lagi ciri lain yang senang dengan huruf "Z"dan "R", seperti Azyumardi Azra, Azrul Azwar, serta nama-nama asing yang mirip nama Barat.
Mengapa mereka memilih nama bernuansa Barat dan semakin kurang populer nama-nama kauman, tentu hal ini mempunyai logika sendiri, sejalan dengan dinamika dan perubahan tata nilai masyarakat Minang. Demikianlah, mengingat masyarakat Indonesia yang sangat majemuk, sungguh menarik mengkaji hubungan nama, makna, dan implikasi sebuah nama.
Dalam masyarakat Jawa, misalnya, bisa dibedakan nama-nama yang populer di kalangan kaum santri, keraton, dan petani serta buruh yang lebih akrab dengan tradisi kuno, termasuk dunia pewayangan. Nama adalah doa dan harapan. Kalangan priyayi lebih senang memberi nama anaknya dengan nama wayang seperti Arjuna, Nakula, Sadewa, atau bahasa Sansekerta.
jika dikaji lebih dalam, nama memiliki kekuatan magis dalam arti kandungan makna dan doa orang tua akan berpengaruh pada pertumbuhan jiwa anaknya.Terlebih lagi jika sebelum memberi nama, orangtuanya melakukan puasa serta mengadakan tasyakuran dan doa bersama, agar makna dan doa yang terkandung bagaikan sebuah energi dan cetak biru bagi masa depannya.
Di lingkungan keraton, namanya sangat kosmologis, seperti Mangkubumi, Hamengku Buwono, Paku Alam, dan semacamnya yang konotasinya sangat jelas, yaitu sebagai penyangga dan penjaga jagat agar tidak gonjangganjing. Nama ini juga menunjukkan filosofi di baliknya, para raja di Jawa beranggapan bahwa jabatan sebagai penguasa itu anugerah dan amanat Tuhan untuk menjaga ketenteraman bumi, bukan pilihan rakyat sebagaimana dalam alam demokrasi.
Bung Karno pun memberi nama anak-anaknya mirip tradisi keraton, tetapi lebih dinamis, mungkin karena pengaruh suasana revolusi, seperti Guruh, Guntur, dan Megawati. Kalau Pak Harto memberi nama anak-anaknya lebih bernuansa priyayi Jawa tradisional. Kalau orangtua memberi nama tidak sesuai dan tidak cocok untuk anaknya, biasanya anaknya sering sakit. Orangtua dan tetangga sering memberi saran agar namanya diubah, karena keberatan nama dan makna.
Akhir-akhir ini kalau kita lihat muncul tren baru, bagaimana orang tua memberi nama anak-anaknya. Ini terjadi terutama di kalangan pasangan muda kota yang terpelajar. Selain nama inti, biasanya nama agak panjang, mengandung berbagai unsur yang dikombinasikan.
Misalnya unsur gabungan antara nama ayah dan ibunya. Lalu, ada unsur tempat dan bulan kelahiran. Nama inti sering diambil dari tokoh-tokoh teladan yang dikagumi orang tuanya, baik dalam sejarah maupun kitab suci, lalu diubah sehingga terasa modern dan enak didengar. Unsur rasa modern dan funky kelihatannya menjadi pertimbangan pasangan muda dalam memberi nama putra-putrinya.
Pada generasi kakek-nenek, mereka memberi nama anaknya Jamilah, misalnya. Sekarang lalu diubah menjadi Jameela, Anisah menjadi Anisa, dan seterusnya. Pada dasarnya maknanya tidak berubah, tetapi bunyi dan panggilan dipandang lebih berbau kota dan terpelajar.
Namun, ada juga nama-nama tanpa makna, karena yang lebih dipentingkan adalah bunyi dan ingin menghilangkan kesan asal-usul komunitas primordialnya. Ini sering dilakukan bagi mereka yang ingin merintis karier di dunia artis. Perhatikan saja nama-nama penyanyi yang ternyata tidak lagi sesuai dengan nama asli yang tercantum dalam akta kelahiran.
Ada yang berpendapat nama sekadar sebutan, apalah artinya sebuah nama. Namun ada yang berpendapat, nama mempengaruhi kehidupan masa depan seseorang. Pendapat ini didasarkan bahwa nama akan melekat pada seseorang sampai akhir hayat. Nama adalah cerminan kesan, harapan, atau doa dari seseorang kepada orang yang diberi nama.
lalu bagaimana dengan nama Anda? apa sih artinya?? :)
wawwww...
BalasHapusCitra Aisyah......
(((( keren ))))
namaku
Muhamad Jati Munggaran
Waaawww
((( Lebih Keren )))
hahahaha......
ngga dehhh...CitTra lbih keren!!!! :D