Untuk Pertama Kali, Bermalam di Rumah Sakit
Malam itu yg mungkin bagi sebagian orang saatnya bersenang2 atau menikmati malam liburnya, namun tidak demikian denganku. Karena malam m...
https://citraaisyah.blogspot.com/2010/12/untuk-pertama-kali-bermalam-di-rumah.html
Malam itu yg mungkin bagi sebagian orang saatnya bersenang2 atau menikmati malam liburnya, namun tidak demikian denganku. Karena malam minggu lalu badanku panas tinggi dan mengharuskanku di rawat inap di Rumah Sakit. Aku terkena demam dengue. Mirip demam berdarah yg virusnya juga terbawa oleh nyamuk.
Semakin hari trombositku semakin menurun. Aku sangat khawatir dengan kandunganku yg baru berusia bilangan minggu ini. Namun aku tidak pantang menyerah. Aku harus berjuang melawan virus2 di tubuhku agar janinku terselamatkan.
Saat pemeriksaan USG, tak kuasa kuteteskan air mata saking terharu melihat jabang bayi yg baru berumur 9 minggu ini bergerak2 dan mendetakkan jantungnya di dalam rahimku. Ia bergerak! Ia nyata dan ada! Ya Tuhaan, ini buah cinta kami! Semoga kelak anak ini bisa menjai manusia yg berguna untuk orang tua, Negara dan agama.
Pelajaran lain yg bisa kupetik dari sakit sepanjang minggu ini adalah pengorbanan tiada lelah dari suami dan Ibundaku. 2 orang yg sangat kucintai tiada duanya di dunia ini. Mulai pagi, siang hingga malam selalu setia mendampingiku.
Tidak pernah sedikitpun kudengar keluhan atau bisikan kebosanan dari suamiku saat menungguiku di Rumah Sakit. Sepanjang malam Ia berjaga, mengantarkanku ke kamar mandi, sampai mengambilkanku segelas air putih. Kulihat wajah kelelahan dalam senyumnya. Namun ia terus selalu berusaha menghibur kami dan tetap tersenyum. Suatu ketika, kulihat kelelahan dalam dirinya. Ia tertidur disampingku dengan pulasnya, sepertinya ia tumpahkan semua disitu kelelahan dan perasaannya. Kukecup keningnya tanpa Ia sadari, dan kuucap, “I Love U, selamat tidur sayaang..”
Esok paginya, tidak tega aku membangunkannya saat subuh tiba. Kubiarkan ia menikmati sisa2 tidurnya. Aku tau, kamu sangat lelah dan bosan tapi itu tidak pernah kamu ungkapkan. Kamu selalu terbangun saat suster masuk dan mengecek tensi darahku. Menjelang jam 6 pagi, kamu juga terpaksa kubuat melek untuk menemaniku pengambilan darah, yg slalu membuatku deg2an dan ketakutan. Kamu slalu mengatakan kalau itu tidak sakit, namun berkali2 pula aku memegang tanganmu untuk mengatakan, “aku takuut”
Lain lagi dengan ibundaku yg beberapa hari sepanjang siang menemaniku di Rumah sakit. Aku tau Ibu orang yg mudah bosan, namun Ibu sangat sabar dan penuh kasih sayang. Itu yg membuatnya tdk jenuh berada di kamar sempit seharian melayani orang yg sedang sakit. Suatu ketika kulihat Ibu sangat kecapean dan butuh tempat untuk meletakkan kepalanya sejenak. Kubiarkan Ibu tertidur di sampingku, sambil terus kupandangi betapa beruntungnya aku memiliki orang2 yg begitu menyanyangiku.
Tidak Cuma mereka, tapi Ayah, Mama juga semua adik2 yg tidak henti2 memberi perhatian yg tulus untukku. Merekalah penyemangat hidupku, spirit untuk melawan segala penyakit dalam tubuhku. Kalau sampai sekarang aku bsia sehat dan kuat, itu karena kalian..
Terima kasih untuk yang sudah berkomentar di blog ini... :)