Loading...

Ikan Lemuru, dari daerah Muncar, Jawa Timur

Saat mudik ke Glenmore, Banyuwangi Jawa Timur kemarin, aku menyempatkan diri jalan2 ke daerah Muncar, yg katanya daerah terbesar pengha...

Saat mudik ke Glenmore, Banyuwangi Jawa Timur kemarin, aku menyempatkan diri jalan2 ke daerah Muncar, yg katanya daerah terbesar penghasil ikan lemuru di Indonesia.. Ikan lemuru?? Apa tuh?? Boleh taruhan, pasti tidak banyak yg tahu tentang ikan yg satu ini. Tapi pasti anda sering mendengar tentang ikan sarden kalengan kan? Di Indonesia, pasaran ikan kaleng pelagis (ikan permukaan laut) didominasi ikan sarden (sardines) dan makarel (mackerel). Khusus produk ikan sarden kalengan domestik, bahan bakunya bisa dipastikan ikan lemuru (Sardinella lemuru).

Ikan ini banyak terdapat di Selat Bali, wilayah perairan antara Banyuwangi (Jawa Timur) dan Bali. Dalam versi Inggris, ikan ini disebut bali sardinella. Sementara, yang terkenal sebagai ikan sarden sebetulnya sarden jepang (Sardinella melanostica).Karena nama lemuru kurang memiliki nilai jual, maka yang dicantumkan di dalam kaleng hanya nama depannya. Jadilah si lemuru dijual sebagai sarden atawa sardencis. Mirip kebiasaan artis yang suka memakai nama beken ketimbang nama aslinya. Dengan kata lain, saat “memasak” sarden, tak perlu mencari-cari nama lemuru di kalengnya. Dijamin tidak akan ditemukan. Dari segi nutrisi pun ikan Lemuru tidak kalah bergizi dibandingkan dengan sarden jepang. Bedanya cuma perkara tempat hidup.

Indonesia sebetulnya punya beberapa jenis sarden. Sebut saja Sardinella longiceps, Sardinella sirm, Sardinella leigaster, dan Sardinella clupeoides. Nama-nama ini merupakan produk tangkapan yang berasal dari Pulau Seribu, Pekalongan, Tegal, dan Pelabuhan Ratu. Hanya saja populasinya relatif kecil sehingga kalah ngetop dengan lemuru selat Bali.

Di kalangan penjual ikan segar, lemuru tergolong ikan yang tidak disukai karena gampang busuk. Dulu, ketika industri pengalengan ikan belum berkembang, nasib lemuru tidak berbeda dengan jenis ikan lain yang biasa dijual di pasar tradisional.
Pada musim tangkap, nelayan biasa memperoleh lemuru dalam jumlah besar-besaran. Di atas palka, ikan ini ditumpuk begitu saja dengan es balok yang minim. Karena penanganan yang buruk ini, begitu sampai di tempat pelelangan, mutunya cepat sekali merosot. Sering baru separuh terjual, sisanya sudah busuk. Digratiskan pun tidak ada yang mau. Kalau sudah begitu, ikan ini dibuang begitu saja.
Karena sifatnya yang cepat busuk, penjualan lemuru segar hanya terbatas di daerah Muncar (Banyuwangi) atau Cupel, Pengambengan, dan Kedonganan). Di luar daerah itu, lemuru dijual sudah dalam bentuk olahan. Mungkin berupa ikan pindang, ikan asin, atau tepung ikan.

Namun kisah pilu itu tidak berlangsung lama. Seiring perkembangan industri perikanan, ikan lemuru ikut naik pangkat. Sama seperti ikan tuna dan cakalang. Bedanya, tuna dan cakalang dikalengkan dengan tambahan minyak biji kapuk atau minyak jagung, yang sesuai dengan lidah Barat, lalu diekspor.

Sementara ikan lemuru cukup “direndam” dengan saus tomat, plus sedikit cabai, lalu dijual dengan nama sarden. Istilah kocaknya, ikan tidur pakai bantal tomat. Dengan cara ini, penjualan ikan lemuru tidak hanya mengandalkan pelelangan, tapi bisa masuk industri pengalengan. Dan sekarang ikan ini sudah di ekspor ke berbagai Negara lho! Bahkan menurut salah satu pengusaha pengolahan ikan lemuru di Muncar, mereka sedang ingin merambah ke Negara timur tengah. Ada yg berminat?

Asal tahu saja, kandungan omega-3 ikan lemuru menjadi bahan disertasi Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP, yang kini menjadi Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Menurut hasil penelitiannya, kandungan omega-3 dalam ikan itu terbukti memperlentur pembuluh darah dan memperkuat daya tahan otot jantung masyarakat Banyuwangi yang gemar mengonsumsi ikan ini.

Ikan lemuru tergolong ikan musiman. Musim tangkapnya terjadi pada bulan Juni sampai September. Masa ini biasa disebut sebagai musim timur. Pada saat itu, massa air dari dasar lautan naik ke permukaan. Istilah kerennya, upwelling. Massa air dari dasar laut ini kaya nutrisi sehingga menyuburkan plankton di permukaan. Otomatis, ikan lemuru pun panen makanan. Sementara di atas mereka, para nelayan bersiap-siap memasang jaring.

Kebiasaan bergerombol, selain mempermudah mereka mencari makanan, juga mempermudah para nelayan menangkap mereka. Berdasarkan pola migrasinya, pada siang hari kawanan lemuru lebih suka ngumpet di lapisan perariran yang dalam. Pada malam hari, mereka baru naik ke lapisan permukaan. Itu sebabnya pada malam hari, hasil tangkapan dijamin lebih banyak. Ini salah satu kiat sukses jika mau menangguk lemuru. Datang saja malam-malam ke Selat Bali, lalu mainkan kolor, maksudnya jaring kolor, dijamin dapat lemuru.

Tahukah anda, kata pengusaha pengolahan ikan lemuru di Muncar, nelayan disana sangat kaya. Bayangkan saja dalam sehari mereka bisa mendapat 30 ton ikan lemuru, dan 1 kilogram-nya dihargai sebesar 4ribu rupiah disana. Meskipun tidak menangkap ikan setiap hari, tapi coba saja kita bayangkan, berapa banyak ya yg dihasilkan mereka dalam 1 bulan yaa?? Gimana ada yg berminat berbisnis ikan lemuru? Atau mau jadi nelayannya dengan penghasilan puluhan juta ini?
nah, kalau anda kebetulan sedang melintas ke arah Banyuwangi, bisa mampir mencoba rumah makan ikan bakar yg tersedia di pinggir jalan daerah Muncar. rasanya cukup enak dinikmati, apalagi di siang hari sambil ditemani aneka jus yg juga tersedia disini, harganya pun juga sangat terjangkau.
JALAN-JALAN 4842685961581628259

Posting Komentar

  1. makasih info yg bagus jd nambah wawasan, share lg donk seperti lokasi pasar ikan dimuncar pelabuhannya dll,

    BalasHapus

Terima kasih untuk yang sudah berkomentar di blog ini... :)

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts

Iklan